Tuesday, July 17, 2007

Laporan Penyambutan Para Freshie

Sebelum saya memasuki Laporan Utama, ijinkan saya meluapkan perasaan bahagia karena sekarang saya resmi menjadi seorang senior. (Yeah, baby, yeah!!!) Adalah berat beban tanggung jawab yang dipikul oleh seorang senior, karena harus menjadi teladan bagi adik2 kelas, dan tak lupa harus mengajar mereka untuk bertahan waras di tengah kehidupan NUS yang penuh tantangan. Seorang senior mesti menguasai cara2 membolos yang baik dan benar, seni menjilat dosen tanpa dicap penjilat, dan tak lupa jurus2 jitu menghemat uang makan dan menguasai bahan pelajaran satu semester dalam minggu terakhir sebelum ujian. Namun begitu, saya yakin dan percaya kepribadian saya yang matang dan dewasa akan sangat membantu saya dalam menjalin komunikasi erat nan dashyat dengan para freshie demi kemakmuran dan kesejahteraan kita bersama.
_____
Acara penyambutan didahului dengan persiapan mental para senior yang berlokasi di Burger King Changi Terminal 1, dimana Sdr. Jetan menghimpun tenaga dengan melahap sebuah Double Whopper.(Atau Triple? Quadruple? Pentatuple? Wallahu'alam, hanya dia yang tahu.) Sementara itu, para senior lainnya,terdiri dari: Sdr. Ansley, Sdr. Leo, Sdr.Erwin, Sdr. Michael, Sdri. Daisy, Sdr. Danish dan saya sendiri, bermain 'charade', sebuah permainan yang membutuhkan tingkat intelejensia tinggi dan kreatifitas luar biasa. (Hubungi Sdr. Erwin untuk informasi lebih lanjut.)

(Mudah diduga, bahwa jumlah senior pria jauh melebihi senior wanita, karena adanya motif primitif tapi nyata yaitu mencoba menebar pesona di hadapan freshie2 yang lugu dan tidak mengerti bahaya apa yang tengah menanti mereka....)

Setelah sabar menanti memikirkan kalimat apa yang sekiranya tepat untuk menyambut para freshie beserta orang tua mereka, akhirnya muncul jugalah tamu-tamu yang kami tunggu-tunggu, mendorong troli sarat koper-koper beraneka merek dan warna. Seluruhnya ada 7 orang: Sdr. Edwin, Sdr. Aditya, Sdr. Pras, Sdr. Gekko Pascal (Tidak, saya tidak sedang salah ketik.), Sdri. Fania, Sdri. Gabriella dan Sdri. Dessy. 7 orang yang akan mengikuti jejak kami, menempuh jenjang pendidikan tinggi dengan taruhan kesehatan jiwa dan raga. Wajah-wajah polos tanpa curiga sungguh mengingatkan penulis akan diri sendiri 6 tahun lalu, saat baru menginjakkan kaki di negeri singa ini. (Masa-masa indah yang takkan terulang karena sekarang penulis berada dalam cengkeraman manusia-manusia dalam berbagai jenis dan taraf kerusakan, baik psikologis, mental maupun emosional. Contoh konkrit: Sdr. Mi*h**l)

Dua minibus dan satu taksi membawa kami anggota keluarga besar NUS kembali ke kampus, melaju mulus menuju masa depan suram untuk setidaknya 3 tahun ke depan. Sesampainya di sana, segera kami membawa para freshie untuk check-in dan menyimpan harta benda mereka di kamar masing2. Para freshie cukup terkesan dengan teknologi transponder dan kondisi PGP yang penuh lorong panas, remang dan berliku-liku. Seluruh proses check-in menyita waktu sekitar 1.5 jam.

Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama di Techno Edge, dimana penulis mempelopori tren menyantap makanan India. Tawa dan canda mewarnai acara makan bersama ini, dan Sdri. Mia dan Sdr. Vincent dengan bibir indahnya yang khas bergabung bersama kami untuk memeriahkan suasana.

Setelah kebutuhan primer kami dipenuhi, saatnya menangani kebutuhan sekunder, maka kami pun naik bus 96 menuju Clementi agar para freshie dapat membeli kebutuhan2 duniawi seperti: gantungan baju, bantal, guling dan seprai. Karena bakat pemimpinnya yang alamiah, Sdr. Ansley bertindak sebagai tour guide membawa kami menelusuri beraneka destinasi, yaitu money changer, toko handphone, toko peralatan tidur dan toko kelontong. Acara belanja diakhiri dengan membeli toiletries di NTUC Fairprice, dimana Sdri. Mia memperkenalkan kepada kami satu merek tisu pembersih yang sangat ampuh untuk mengepel lantai, akan tetapi dalam pandangan Sdr. Danish hanya diperuntukkan bagi kaum wanita dan para gay.

Sesuai dengan judul lagu yang indah, Mukjizat Itu Nyata, maka Sdr. Leo, bernama lengkap Leonard Parlindungan, menyatakan kesediaannya untuk membiayai santap malam bersama. Hal ini didukung oleh fakta bahwa hari ini dia berulang tahun dan orang tuanya yang arif bijaksana memberikan hadiah berupa lembaran-lembaran manis sebanyak tiga digit.

Apabila tawa dan canda mewarnai acara makan siang kami, maka makan malam kami dipenuhi oleh keceriaan yang condong menyerupai histeria. Mengutip kata Sdr. Michael, "Bisa ketawa sampe punya six-pack, man!" Hidangan-hidangan seafood nan lezat menjadi sarana mempererat rasa persaudaraan antar senior-freshie yang dengan cepat terjalin di tengah komunikasi para senior yang aktif mencela satu sama lain. Penulis sendiri cukup puas dengan menu nasi, sayur dan tahu, menu yang sederhana namun nikmat terasa karena diperoleh tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Perlu diketahui, sotong memacu pertumbuhan bibir. (Sdr. V***en*, waspadalah!)

Dengan tubuh lelah namun hati gembira, kami pun berpencar menuju akomodasi masing-masing setelah menentukan acara untuk keesokan hari. Berakhirlah satu hari yang indah yang merupakan titik awal persahabatan antara senior-freshie Indonesia NUS. Mari kita bersama ucapkan, "Aku cinta NUSku, NUSmu!"

(Catatan akhir: Nama-nama dan kejadian-kejadian di atas tidaklah fiktif, tanpa dibesar-besarkan ataupun ditambah-tambahi. Apabila terdapat hal-hal yang nampaknya tidak masuk di akal, maka memang demikianlah adanya. Penulis hanya mencoba untuk menulis sejujur-jujurnya, dengan taruhan reputasi kami bersama, para mahasiswa/i Indonesia NUS Singapura. Wallahu'alam.)


3 comments:

Anonymous said...

hahah joy joy..congratz for very comprehensive & funny report..well done fresh-senior =)

joy the penguin said...

hahaha thanx yo!
btw, only my JC friends are given the right to call me joy!!!

Anonymous said...

awesome report, shiela =D totally interesting to read...