Beberapa waktu lalu (udah sebulan gt deh) baca artikel ttg skandal Paul Wolfowitz, presiden World Bank, yg dipecat gara2 ketauan "nepotisme" sama pacarnya, Shaha Riza - kasih kenaikan gaji gak wajar, promosi dll. Yg kemudian membuatku mikir : "Emang sih wanita dibilang mahluk yg lebih lemah,the weaker sex, tp ternyata dampak wanita tuh lumayan juga. Ada ungkapan, Behind every successful man there is a woman, dan nyata2, seringkali behind every unsuccesful man there is a woman juga." Rasanya ini sih nggak perlu diperdebatkan deh. Utk setiap Samson, ada Delilah. utk raja Daud, ada Bersheba. Utk Israel, ada wanita2 Midian. Utk Marc Antony, ada Cleopatra. Utk Bill Clinton, Monica Lewinsky. Utk Prince Charles, Camilla Parker Bowles. Utk pejabat2 Indonesia, ada penyanyi2 dangdut Indonesia. Dan masih byk lagi kisah pria2 sukses, ternama, dan bahkan terhormat kesandung affairs. (Jelas, menurutku sih yg salah bukan wanitanya, tp prianya yg gak bisa menahan diri.) Jadi logikanya, wanita itu punya 'power' juga, meskipun to a certain extent 'power'nya itu ada justru karena kelemahan lawan jenisnya. (sempat chat sm salah satu tmnku ttg ini, dan dia merasa itu enggak bisa disebut "power"..hahaha..)
Sudah lama aku fascinated mempelajari attitude Alkitab, dan dunia ini terhadap status pria dan wanita. Aku percaya bahwa wanita memang diciptakan Tuhan untuk mendukung pria,dan sesuai posisi itu, wanita punya kelebihan, kekurangan, tugas dan tanggung jawabnya sendiri. Tapi nyatanya banyak juga pandangan nyeleneh mengenai gimana seharusnya men and women relate to each other.
Misal, ada yg blg bhw krn wanita diciptakan setelah pria, dari pria, jadi Alkitab itu justru meneriakkan fakta bhw pria = superior. Ini sih gak komen deh, tp aku rasa kata2 Elisabeth Elliot cukup utk menjawabnya.Intinya kira2 begini: memang wanita diciptakan dari samping pria, untuk mendampinginya. Tapi wanita juga diambil dari bawah lengannya, untuk dilindungi, dan dari dekat jantungnya, untuk dicintai. Selain itu, seorg istri emg dituntut utk tunduk kepada suaminya, tp sang suami dituntut mencintai istrinya seperti Kristus mencintai gereja. (yg berarti, dia harus membimbing, memaafkan, melindungi, mendoakan, memimpin, melayani, mencintai bahkan mati untuk istrinya...weits..untung aku lahir jadi cewek..hahaha..)
Di sisi ekstrim yg lain, ada sebagian kaum wanita yg mengatakan "wanita tidak butuh pria" (kl mau baca ttg ini, baca buku "Are Men Necessary? : When Sexes Collide" by Maureen Dowd. Argumen2 di situ byk jg, dari mulai wanita bisa terus "berkembang biak" pake bioteknologi, sampe "dunia ini lebih baik kl pemimpin2 politik adalah wanita." Alasannya sih cukup masuk akal, wanita itu sifatnya lebih "bekerja sama" dan "diplomatis", sebaliknya pria lebih "kompetitif" dan "agresif". (N ternyata, meskipun diblg cewek itu suka bitchy atau "diva-attitude", kabarnya pemimpin2 politik US lebih bitchy n diva fits nya lebih gawat lagi. )
....kok udah males nulis ya pdhl tadi rasanya byk yg mo ditulis....
ya lain kali disambung deh....
tp menurut pembaca, sebetulnya ada apa antara Pria dan Wanita? Is the battle of the sexes a foolish crusade? (yea,i think so..hahaha..)
No comments:
Post a Comment